Bagikan:

YOGYAKARTA – Niat didefinisikan sebagai keinginan atau tekad untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam sebuah hadis tentang niat disebutkan bahwa segala sesuatu tergantung niatnya. Dengan kata lain, setiap perbuatan yang dilakukan harus didasari niat yang baik.

Dalam hadis dari oleh Umar bin Khatab, Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Muslim).

Menurut Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Jami’ Al-U’lum wa Al-Hikam, hadis di atas termasuk salah satu hadis pokok dalam Islam atau disebut ushul-al-Islam. Hal ini karena niat merupakan inti keimanan dan dasar ibadah kaum muslimin.

Lantas, apa saja hadis-hadis tentang niat? Simak informasi selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.

3 Hadis tentang Niat

Secara bahasa, niat adalah al-qashd yang bermakna keinginan. Sedangkan secara istilah, niat adalah azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan Ikhlas karena Allah.

Niat mempunyai dua fungsi utama, yakni membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya dan membedakan tujuan seseorang dalam beribadah.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa hadis tentang niat yang perlu Anda ketahui:

  1. Niat lebih penting daripada amalannya

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, Rasulullah SAW mengatakan bahwa niat seorang mukmin lebih penting ketimbang amalannya. Adapun bunyi hadisnya sebagai berikut:

نِيةُ المُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ

Artinya: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.”

Dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa niat yang baik sudah dianggap sebagai suatu kebaikan, meski belum melaksanakannya.

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Segala perbuatan tergantung niatnya

 Dalam hadis dari oleh Umar bin Khatab, Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Muslim).

  1. Pahala atau siksa dicatat dari niat

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

إن الله تعالى تجاوز لأمتي عما حدثت به أنفسها ما لم تتكلم به أو تعمل به

Artinya: "Sesungguhnya Allah SWT mengampuni umatku dari apa saja yang terbesit dalam hatinya, selagi belum terucap atau belum terlaksana."

Demikian informasi hadis tentang niat. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.