Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 13 Maret diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Rabu, 12 Maret, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,26 persen ke level Rp16.452 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,14 persen ke level harga Rp16.453 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang bersiap untuk data indeks harga konsumen utama, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi dan dapat memberikan wawasan tentang keputusan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang.

"Pasar khawatir agenda tarif Trump akan mendukung inflasi dan mencegah Federal Reserve memangkas suku bunga segera, dengan pembacaan hari Rabu diharapkan akan memperkuat gagasan ini," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 13 Maret.

Selain itu, pejabat Fed telah mengindikasikan bahwa pemotongan suku bunga jangka pendek tidak mungkin terjadi, dan menekankan kewaspadaan atas risiko inflasi, terutama mengingat kebijakan tarif baru-baru ini.

Ibrahim menyampaikan pasar khawatir agenda tarif Trump akan mendukung inflasi setelah tarif baja dan aluminium Trump sebesar 25 persen mulai berlaku untuk semua impor baja dan aluminium AS, yang meningkatkan ketegangan perdagangan global.

"Langkah ini memengaruhi berbagai macam produk, mulai dari komponen mesin industri hingga barang sehari-hari seperti kaleng soda," ujarnya.

Sebelum pemberlakuan, Trump sempat mengusulkan peningkatan tarif impor baja dan aluminium Kanada menjadi 50 persen. Eskalasi ini merupakan reaksi terhadap pembatasan perdagangan baru Ontario.

Namun, setelah diskusi antara Perdana Menteri Ontario Doug Ford dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Ontario setuju untuk menangguhkan biaya tambahan sebesar 25 persen atas ekspor listrik ke AS, sehingga pemerintahan Trump membatalkan usulan kenaikan tarif sebesar 50 persen dan mempertahankan tarif yang berlaku saat ini sebesar 25 persen.

Sementara dari dalam negeri, lada awal Februari, pemeringkat internasional, Fitch Ratings mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ untuk Indonesia, hal ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia cenderung stabil dengan terjaganya rasio utang pemerintah.

Adapun, Ibrahim menyampaikan dengan mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya.

Meski defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran sehingga diperkirakan akan menurun secara moderat dari 40,4 persen terhadap PDB pada 2025 menjadi 39,1 persen terhadap PDB pada 2028.

Fitch menilai bahwa prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik.

Kendati demikian, digarisbawahi terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara. Lembaga yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar 5 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat.

Ibrahim menyampaikan Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi seperti penurunan permintaan impor dari China dan kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat.

Fitch turut menyoroti pembentuk Badan Pengelola Investasi Danantara dimana disebutkan, pemerintah perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul akibat pembentukan Danantara.

Selain itu, Fitch menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan dan mengurangi kerentanan eksternal.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 13 Maret 2025 dalam rentang harga Rp16.440 - Rp16.500 per dolar AS.