TANGERANG – Sebuah video viral menunjukkan seorang wanita lanjut usia (lansia) meminta bantuan kepada Presiden Prabowo Subianto dan pihak kepolisian karena akses jalan menuju rumahnya ditutup tembok sepanjang 10 meter. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan GG Lemo 2/21, Teluknaga, Kabupaten Tangerang pada Rabu, 12 Maret siang.
Video yang diunggah di akun Instagram @LaporanJakarta memperlihatkan wanita tersebut berteriak karena tidak bisa melewati pagar tembok yang menghalangi jalannya. Bahkan, suaminya yang sedang sakit pun kesulitan untuk melintasi penghalang tersebut.
“Pak Presiden Prabowo tolong saya, saya enggak bisa jalan. Jalanan saya ditutup, tolong. Pak polisi dari mana pun tolong saya. Suami saya mau check-up saja susah lewat, pak polisi. Enggak bisa lewat. Enggak ada kesalahan apa-apa di saya pak. Tolong saya, orang miskin, orang terhina. Aku percaya Tuhan, Tuhan Yesus yang mau tolong,” teriak wanita tersebut.
Wanita lansia itu berharap Prabowo dan kepolisian dapat membantunya menyelesaikan masalah pagar tembok tersebut, karena pihak RT maupun Lurah tidak dapat memberikan solusi.

“Aku percaya, pak Presiden Prabowo tolong rakyat. Pak polisi dari mana pun tolong hambamu ini Tuhan. Pak polisi, hamba mau lewat saja enggak bisa. Tolong saya, mau bukain pintu, pak. Suami saya mau check-up saja susah. Enggak bisa lewat. Tolong rakyat kecil. Lurah diam saja, RT juga diam. Enggak mau membantu. Tolong saya pak,” lanjutnya.
BACA JUGA:
Keterangan dari Pemilik Rumah
Pemilik rumah yang terdampak, Afon Hendrik (73), mengaku bingung dengan alasan tetangganya, Mandor Usin, memerintahkan pekerjanya untuk membangun pagar tersebut. Ia menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi saat dirinya berada di dalam rumah dan hanya dapat menyaksikan para pekerja yang membangun pagar tanpa dapat berbuat apa-apa.
“Iya, rumah saya ditembok. Itu yang nyuruh Mandor Usin (tetangga korban),” ujar Hendrik saat dikonfirmasi pada Kamis, 13 Maret.
Hendrik menjelaskan bahwa pagar tembok tersebut memiliki panjang sekitar 10 meter dengan tinggi sekitar 1,5–2 meter, dan meninggalkan lebar halaman rumah sekitar 5 meter. Namun, untuk keluar dari rumahnya, ia terpaksa harus memanjat tembok tersebut.
“Panjang 10 meter. Tinggi sekiranya 1,5-2 meteran. Lebar 5 meter. Saya mau keluar harus manjat dulu,” ungkap Hendrik.
Hendrik mengaku tidak mengerti alasan dibangunnya tembok tersebut oleh tetangganya. Ia berharap bantuan dari Presiden Prabowo Subianto agar masalah ini dapat segera diselesaikan.
“Saya juga bingung,” tutup Hendrik.