JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau para pejabat, khususnya di lingkungan Kementerian Agama, agar tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi jelang Lebaran 2025.
"Menjelang momentum Lebaran, saya mengimbau kepada pejabat untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Kalau pulang kampung, gunakan kendaraan pribadi saja," ujar Menag di Jakarta, Rabu, 12 Maret, dilansir ANTARA.
Menag menjelaskan sejak awal menjadi pejabat negara, dirinya telah menyatakan tidak akan menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi seperti mobil dinas dan rumah dinas.
"Selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, termasuk sebagai Dirjen dan Wamen, saya selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara, seperti tidak menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi, termasuk membawa keluarga atau saudara," ujarnya.
"Bahkan, saya memilih tidak tinggal di rumah dinas, karena khawatir tamu-tamu pribadi saya menggunakan fasilitas negara seperti listrik dan air," kata dia.
Menag memberikan teladan dari kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu di kantornya ketika anaknya datang ke kantor membawa urusan pribadi.
Karena menurut Umar bin Abdul Aziz, lampu itu dibiayai oleh negara dan ia tidak ingin menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
BACA JUGA:
Menag juga mengingatkan dalam hidup ini yang sebenarnya dibutuhkan bukanlah harta melimpah atau jabatan tinggi, melainkan keberkahan. Ia menegaskan kekayaan tidak ada artinya jika keluarga tidak mendapat keberkahan.
"Apa gunanya kekayaan jika keluarga kita bermasalah, anak terjerumus narkoba, istri selingkuh, atau hidup penuh penyakit? Itu seperti neraka sebelum waktunya," kata Menag.
Menag menyampaikan ada hadis yang menyatakan setiap daging yang tumbuh dari barang haram hanya bisa dibersihkan oleh neraka. Bahkan disebutkan siapa pun yang memakan makanan haram, shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari.
"Jika setiap hari kita memakan yang haram, sia-sialah shalat kita. Bagaimana mungkin anak kita menjadi anak yang sholeh jika makanan yang dikonsumsinya berasal dari yang haram?," kata Menag.