Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan serangan rudal Rusia di pelabuhan Laut Hitam Odesa, yang merusak kapal pengangkut gandum dan menewaskan empat orang, merupakan serangan terhadap keamanan pangan global.

"Ini menunjukkan betapa dekatnya perang ini dengan Aljazair, Suriah, dan negara-negara lain," kata Andrii Sybiha di X dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret.

Kapal yang terkena serangan Rusia seharusnya mengirimkan gandum ke Aljazair.

Rudal balistik menghantam kapal pengangkut curah MJ Pinar yang sedang memuat gandum untuk Aljazair, menewaskan empat warga negara Suriah dan melukai satu warga Suriah dan seorang warga Ukraina, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksiy Kuleba di Telegram.

Perusahaan pedagang biji-bijian global Louis Dreyfus Company mengatakan dalam pernyataan melalui email, kapal tersebut tengah memuat barang di terminal Brooklyn-Kiev di pelabuhan Odesa, dengan infrastruktur terminal yang juga rusak.

LDC mengatakan karyawan terminalnya selamat, dengan korban tewas di antara awak kapal sewaan tersebut.

Ukraina, seperti Rusia, adalah eksportir biji-bijian utama. Ukraina telah berhasil membangun kembali ekspor maritim skala besar selama perang, meskipun Rusia menyerang pelabuhan.

Andriy Klymenko dari Institut Studi Strategis Laut Hitam, mengatakan Rusia akan terus menyerang pelabuhan Ukraina.

"(Kami) memperkirakan dan memperingatkan bahwa Rusia akan melanjutkan dan mengintensifkan serangannya terhadap pelabuhan Laut Hitam dan Donau Ukraina dalam upaya menghentikan operasi koridor maritim dan sekaligus menciptakan kondisi untuk meningkatkan ekspor biji-bijian maritimnya sendiri," kata Klymenko di Facebook.

Dia mengatakan pada periode Januari-Oktober tahun lalu setidaknya tercatat 113 serangan Rusia terhadap pelabuhan, energi, dan infrastruktur lainnya di wilayah Odesa, yang mencakup koridor laut.

"Pada akhir tahun 2024, untuk pertama kalinya, 7 kapal asing rusak akibat serangan ini," katanya.