JAKARTA - Kelompok militan menyebut pihaknya membunuh 50 penumpang dari pembajakan kereta api di Pakistan barat daya saat pasukan keamanan berupaya menyelamatkan para sandera.
Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan militan tersebut. Kementerian Dalam Negeri tidak segera menanggapi permintaan tanggapan atas pernyataan militan tersebut.
Puluhan militan separatis Baloch pada Selasa meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket ke Jaffar Express, yang membawa lebih dari 400 penumpang, kata seorang pejabat keamanan.
Pejabat pemerintah mengatakan 190 dari mereka telah diselamatkan sejauh ini.
Para militan mengatakan semua penumpang yang ditahan adalah pejabat keamanan dan semua warga sipil telah dibebaskan.
"Hari ini, pasukan musuh berupaya melakukan serangan bersenjata menggunakan artileri berat dan persenjataan canggih, yang menyebabkan bentrokan hebat," kata Tentara Pembebasan Baloch (BLA) dalam pernyataan dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret.
"Sebagai balasan langsung terhadap agresi Pakistan yang terus-menerus. BLA telah mengeksekusi 50 personel musuh tambahan yang ditawan dalam satu jam terakhir,” sambungnya.
Ratusan tentara dan tim dalam helikopter telah dikerahkan dalam upaya penyelamatan para sandera di daerah pegunungan terpencil tempat kereta itu berhenti. Masinis kereta dan beberapa orang lainnya telah tewas, kata para pejabat, sebelum pernyataan terakhir para militan.
Beberapa jam sebelum BLA mengumumkan tentang 50 sandera, pejabat keamanan mengatakan semua militan di lokasi telah tewas dan operasi telah memasuki "tahap akhir".
BACA JUGA:
Menteri Muda Dalam Negeri Talal Chaudhry mengatakan kepada televisi Geo, militan mengenakan rompi bom bunuh diri saat mereka duduk di antara penumpang yang disandera, sehingga mempersulit upaya penyelamatan. Ia mengatakan 70-80 penyerang telah membajak kereta.
BLA adalah kelompok bersenjata etnis terbesar yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, militan telah meningkatkan aktivitas mereka dengan menggunakan taktik baru untuk menimbulkan banyak korban tewas dan cedera serta menargetkan militer Pakistan.
Kelompok militan Baloch mengatakan mereka telah berjuang untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan daerah berupa tambang dan mineral yang ditolak oleh pemerintah pusat.