Anggota DPR Bakri HM Minta Maaf soal NTT Tak Ada yang Istimewa, Mengaku Hanya Soroti Timpangnya Anggaran
Anggota DPR Komisi V Bakri HM saat berbicara NTT tidak ada yang istimewa dalam RDP dengan Dirjen Cipta Karya dan Kepala BPIW

Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PAN A Bakri HM meminta maaf karena pernyataannya soal NTT tak ada yang istimewa kecuali komodo. 

“Saya tidak menyudutkan NTT, saya tidak merendahkan NTT, wisata anggaran NTT saya dukung nyatanya. Kalau pun ada yang tersinggung, saya pribadi minta maaf,” kata Bakri HM dikonfirmasi VOI, Senin, 1 Februari.  

Bakri HM, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan maksudnya saat berbicara dalam Rapat dengar pendapat yang digelar Selasa 26 Januari itu membahas program kerja Ditjen Cipta Karya dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) untuk tahun 2021. Dia hanya bermaksud agar pemerintah pusat memperhatikan wisata di daerah lain bukan hanya lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) super prioritas.

“Kalau saya saya melihat yang menjadi fokus saya anggaran. Anggaran destinasi 5 destinasi wisata super priorita untuk NTT saja hampir setengah triliun. Sementara kita daerah lain itu minim sekali anggaran wisata. Kita ngin pemerintah tidak hanya fokus anggaran untuk 5 destinasi wisata prioritas, tapi juga daerah lain,” paparnya.

Bakri HM merasa terjadi ketimpangan anggaran untuk memajukan lokal destinasi di daerah lain di Indonesia. Persoalan minim anggaran menurutnya bisa berdampak pada infrastruktur wisata hingga tingkat kunjungan wisatawan.

“Jangan sampai wisata yang ada di Indonesia kurang mendapat perhatian anggaran. Di daerah kita (Jambi) dikunjungi orang lokal wisatawan saat libur. Saat jalannya jelek saya mau bicara apa? Itu perlu juga dikasih anggaran. Ada (kawasan wisata) super prioritas tapi wisata yang lain harus jadi perhatian,” paparnya.

Anggota DPR A Bakri HM lagi jadi sorotan di linimasa media sosial. Bakri HM dinilai menyinggung NTT karena menyebut tidak ada yang istimewa di daerah itu kecuali komodo. 

Dalam RDP, Bakri HM menyinggung soal ketidakadilan alias ketimpangan anggaran BPIW untuk daerah-daerah. Bagi Bakri anggaran untuk lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) terlampau besar.

“Saya melihat program 2021, 5 kawasan strategis pariwisata nasional, alangkah baiknya mungkin ke depan setiap anggota didata program wisata yang ada di daerah. Ini rasa keadilan. Saya kemarin diajak teman-teman Komisi V kunjungan ke NTT, tidak ada yang istimewa Bu di sana, paling yang istimewa komodonya aja,” kata politikus PAN Bakri lugas berbicara dalam ruang Komisi V DPR.

Lantas Bakri HM membanding-bandingkan NTT dengan Jambi. Baginya, Jambi punya segudang potensi wisata yang tak kalah hebat dari daerah lainnya.

“Ibu lihat pantai, lihat apa, tempat saya Jambi banyak Bu begitu. Tapi anggarannya (5 KSPN) bukan main besar sekali. Untuk rasa keadilan alangkah bagusnya setiap anggota dikasih, sebagai contoh kalau bicara kunjungan wisata di Jambi tidak kalah. Kami punya wisata Candi Muaro Jambi terkenal dari sekian ribu tahun lalu, sekolahnya ilmu Buddha. Terus sungai Batanghari yang panjang, adalagi geopark di Merangin, Rumah Tua Tabir (Rumah Tuo Rantau Panjang), gunung tertinggi di sumatera Gunung Kerinci. Nah ini banyak bu, kalau ini tidak dibagi porsinya kita merasa akan rame terus. Inti ujung-ujungnya kita ingin keadilan,” sambung Bakri.